Jakarta, 27 Agustus 2025 – Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) bekerjasama dengan Renewable Energy Skills Development (RESD) kembali menyelenggarakan Webinar ke-4 Tahun 2025 dengan tema “Smart Storage for a Smarter Grid: Mengenal Teknologi Pumped Storage Hydropower (PSH)”.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Pengembangan SDM ESDM, Prahoro Nurtjahyo yang diwakili oleh Kepala Pusat PPSDM KEBTKE A. Susetyo Edi Prabowo. Dalam sambutannya, Kepala PPSDM KEBTKE menekankan pentingnya peran teknologi penyimpanan energi dalam mendukung transisi energi menuju Net Zero Emission 2060.
“Peningkatan porsi energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin membawa tantangan intermitensi pasokan. Pumped Storage Hydropower hadir sebagai solusi global, berfungsi layaknya baterai raksasa untuk menyimpan energi dalam jumlah besar sekaligus menjaga keandalan sistem kelistrikan,” ujar Susetyo Edi.
Ia menambahkan, dalam RUPTL 2025–2034, kapasitas pembangkit listrik diproyeksikan mencapai 69,5 GW, di mana 15% (10,3 GW) berasal dari teknologi storage termasuk BESS dan PLTA Pumped Storage. Saat ini, PLN tengah membangun PLTA Cisokan Pumped Storage dengan kapasitas 4 x 260 MW yang ditargetkan beroperasi pada 2027.
Webinar menghadirkan Thomas Gross, Founder HYCON GmbH dan dosen di Zurich University of Applied Sciences (ZHAW) yang memaparkan materi “Smart Storage for a Smarter Grid”.
Lebih lanjut, Thomas Gross memperkenalkan teknologi Pumped Storage Hydropower (PSH) sebagai solusi andal untuk sistem energi Indonesia. Ia menjelaskan cara kerja PSH yang mirip "baterai raksasa." Saat pasokan listrik melimpah dari sumber terbarukan seperti matahari dan angin, PSH memompa air ke penampungan di ketinggian. Sebaliknya, saat kebutuhan listrik naik, air dilepaskan kembali untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik. Sistem ini sangat efisien, dengan tingkat efisiensi mencapai 70-85%.
Di Eropa, PSH Linth-Limmern di Swiss telah membuktikan kemampuannya dalam mengintegrasikan energi surya dan angin ke dalam jaringan listrik. Dengan potensi energi terbarukan yang besar di Indonesia, Thomas Gross melihat PSH sangat relevan, bahkan menjadikan proyek Upper Cisokan sebagai percontohan penting. Meski begitu, ia mengakui adanya tantangan seperti regulasi, investasi swasta, dan kesiapan infrastruktur.
Dalam penutup paparannya, Thomas Gross menegaskan bahwa PSH adalah solusi matang, andal, dan secara jangka panjang memiliki tingkat keekonomian yang baik untuk memperkuat sistem energi Indonesia di masa depan.
Peserta webinar terdiri dari pejabat, praktisi energi, akademisi, serta masyarakat umum yang mengikuti melalui Zoom dan YouTube PPSDM KEBTKE. Diskusi berlangsung interaktif, dengan harapan membuka peluang kolaborasi dan inovasi dalam pengembangan teknologi penyimpanan energi di Indonesia.