Politeknik Negeri Semarang Berikan Mandat Kepala PPSDM KEBTKE sebagai Keynote Speaker Seminar Nasional NCIET

Politeknik Negeri Semarang Berikan Mandat Kepala PPSDM KEBTKE sebagai Keynote Speaker Seminar Nasional NCIET
11 Okt, 2021

Politeknik Negeri Semarang Berikan Mandat Kepala PPSDM KEBTKE sebagai Keynote Speaker Seminar Nasional NCIET

11 October 2021 | Seputar BPSDM ESDM

Politeknik Negeri Semarang menyelenggarakan “SEMINAR NASIONAL NCIET 2021: National Conference of Industrial Engineering and Technology (NCIET) dengan tema “Kontribusi Inovasi Teknologi Generasi Milenial Menjawab Tantangan Industri di Indonesia”, diselenggarakan secara online melalui aplikasi zoom.


Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Laode Sulaeman mendapatkan mandat sebagai Keynote Speaker Seminar Nasional NCIET 2021.


Pada kesempatan ini Kepala PPSDM KEBTKE Laode Sulaeman menyampaikan materi dengan tema “Tantangan Industri Energi dan Peran Generasi Milenial”, bahwa  beberapa isu energi global yang paling aktual dan paling berpengaruh pada kondisi global, termasuk Indonesia.


Disampaikan oleh Laode, terdapat beberapa isu global yaitu yang pertama adalah terkait dengan apa yang biasa kita dengar dengan istilah Transisi Energi atau Net Zero Emission. Guna menghambat kenaikan temperatur bumi, yang diklaim sebagian besar penyebab emisi gas rumah kaca adalah pemanfaatan energi berbasis fosil (minyak bumi, gas bumi, batubara), maka dunia internasional yang dimotori oleh negara-negara maju dan umumnya negara-negara Eropa telah mendorong pelaksanaan “net zero emission”, yaitu suatu kebijakan transisi energi dari pemanfaatan mayoritas sumber energi fosil, menuju pemanfaatan energi bersih/energi terbarukan serta pemberlakuan pajak karbon. Inisiatif kebijakan ini selanjutnya juga diaminkan oleh negara-negara di Kawasan Asia, khususnya China, Indonesia dan Jepang yang juga merupakan anggota dari Perhimpunan kerja sama 20 negara ekonomi kuat atau dikenal dengan G20. Indonesia sendiri telah menyusun langkah-langkah untuk mulai menerapkan net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.


Isu global yang kedua adalah isu yang sudah kita alami selama hampir 2 tahun terakhir ini, yaitu dampak Covid-19 terhadapat kegiatan industri dan pertumbuhan ekonomi dunia. Pandemi Covid-19, mempengaruhi struktur pengelolaan dan demand energi. Kondisi lockdown dan berbagai penanganan pada suasana Covid-19 secara langsung mempengaruhi pasar energi, maupun pelaku usaha dan pertumbuhan investasi di bidang energi.


Isu global yang ketiga adalah terjadinya krisis energi yang ditandai dengan pemadaman listrik di negara-negara Eropa yang selanjutnya menjalar pula ke negara-negara besar di Asia seperti China dan India. Terjadinya krisis energi di Eropa yang diawali dengan menipisnya cadangan gas di Eropa hingga menyebabkan kenaikan harga gas alam yang mencapai hingga 5 kali lipat dari harga sebelumnya. Fenomena ini langsung memicu kenaikan harga listrik, dan ketidakmampuan masyarakat Eropa untuk membayar listrik yang harganya sudah di luar batas penghasilan dari kegiatan kerja hariannya. Di Asia, China dan India menjadi terdampak, karena menipisnya gas alam, menyebabkan pula naiknya harga batu bara, yang mana China dan India masih memanfaatkan Pembangkit Berbasis Batubara dalam porsi utama bauran energinya. Berdasarkan beberapa isu aktual di atas, hendaknya Indonesia harus bisa mengambil pelajaran berharga dalam menyusun kebijakan energi yang berkelanjutan di masa depan, jelas Laode


Lanjut Laode, setidaknya terdapat beberapa langkah penting yang perlu menjadi perhatian ketika akan menuju pada implementasi “net zero emission”. Langkah-langkah penting ini perlu kita petakan sejak dini karena akan berkaitan erat dengan penyiapan SDM dan teknologi yang harus dikuasai.


Kebutuhan energi untuk Sektor Industri adalah sebesar 389,4 Juta SBM dengan jenis energi batubara, gas, dan listrik, selain minyak  solar dan minyak  bakar.  Pada Tahun 2050 diperkirakan ketiga jenis energi tersebut tetap mendominasi kebutuhan energi di Sektor Industri. Kebutuhan energi sektor Industri diproyeksikan meningkat dengan laju pertumbuhan rata-rata 3,9% per tahun menjadi 1.279,5 juta SBM pada Tahun 2050.


Generation Y dalam demographic cohort merupakan awal dari periode generasi yang disebut millennials, sebagai generasi yang mempunyai peran dan pengaruh sangat penting di masa mendatang, tuturnya.


Pengalaman generasi Millennials yang tumbuh dalam tatanan dunia new normal yang sedang dilanda pandemi, diantaranya adalah turut mengalami dan menjalani fase lockdown, mengalami perubahan dalam cara menuntut ilmu dengan  melaksanakan pembelajaran jarak jauh, menuntut ilmu  secara digital (menggunakan virtual reality, mobile learning, simulators) dan berinteraksi secara virtual, pasti telah mempengaruhi sikap dan pemikiran generasi muda saat ini, sehingga akan membentuk perubahan pada kebijakan pasar, industri, dan pekerjaan pada masa yang akan datang, yaitu masa dimana mereka menjalankan peran sebagai pemimpin.


Akselerasi program pengembangan Energi Baru Terbarukan membutuhkan kehadiran dan peran serta generasi muda, untuk menggiatkan perekonomian, memberdayakan masyarakat, mengurangi penggunaan energi fosil/tidak ramah lingkungan,  menciptakan lapangan kerja mandiri dan lapangan kerja untuk orang lain, berkreasi dengan teknologi EBT.


Kaum milenials dituntut yang siap untuk terjun dan mengembangkan green jobs sebagai bagian dari penguatan menuju SDM yang memiliki kapasitas yang memadai dalam menuju transisi energi dan green economy.


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ESDM dalam hal ini PPSDM KEBTKE bersama satuan kerja pengembangan SDM lainnya siap bermitra dengan dunia Pendidikan vokasi dalam melaksanakan program-program sinergitas industri dan pengembangan kompetensi SDM sebagaimana urgensi, tantangan dan peluang telah saya sampaikan tadi, kata dia.


Saya haturkan terima kasih kepada pimpinan, jajaran manajemen Polines dan panitia seminar yang telah berkenan mengundang kami menyampaikan keynote speech pada seminar nasional ini, tutup Laode.


PPSDM KEBTKE TANGGUH PENUH ENERGI!

kerja CEPAT, CERMAT, PRODUKTIF

JUJUR, PROFESIONAL, MELAYANI, INOVATIF, BERARTI, DAN BERAKHLAK

Informasi pelatihan, sertifikasi, dan jasa umum:

Sdr. Akhir Setiadi (HP.0856-4985-8447),

Sdr. M. Zuhud Andrya (HP.0819-0770-3764),

Sdr. Zulfa (HP.0823-7604-1564),

Sdr. Nico Juni Ferson (HP. 0811-8123-490)

Sdr. Hari Zana (HP.0812-8110-2149),

Sdr. Anggit (HP. 0852-8804-0600)

Email: informasi.ppsdmkebtke@esdm.go.id

Web https://ppsdmkebtke.esdm.go.id/

(SA)