Minyak dan gas bumi merupakan hasil
dari alam yang sangat berharga dan penting untuk dijaga keberadaannya dan
ketersediannya secara kontinyu.
Perkembangan dunia semakin besar
sehingga menjadikan kebutuhan akan energi, terlebih minyak dan gas juga semakin
meningkat. Untuk itu perlu diperhatikan penggunaan teknologi baik itu untuk
usaha hulu, hilir dan penunjang migas adalah sebuah keharusan karena technology
yang digunakan juga semakin tinggi dan rumit.
Perkembangan teknologi fasilitas
produksi minyak dan gas bumi juga harus diimbangi dengan pemeliharaan
fasilitas produksi migas yang apabila dikelola secara baik dan
tepat, cita – cita untuk mewujudkan 1 juta barrel per/day dan 12 miliar kaki kubik/day di tahun 2030 dapat
terpenuhi.
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) mencermati kebutuhan akan pemeliharaan
fasilitas ini sehingga membuka pelatihan Pemeliharaan Fasilitas Produksi Migas
secara virtual pada hari Selasa (28/09).
Karwandi, pemimpin pelatihan ini
menjelaskan bahwa PPSDM Migas sangat concern tentang pemeliharaan alat – alat
yang digunakan dalam produksi hulu migas sehingga pelatihan terlaksana selama
tiga hari.
“Harapannya apa? Tentu saja setelah mengikuti pelatihan para peserta
mampu menetapkan persyaratan minimum pemeliharaan fasilitas produksi guna
pencapaian target produksi serta kepatuhan HSE dg biaya optimum,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Karwandi menjelaskan adanya kemampuan dari
peserta untuk menjamin Realibility, Avaibility, Maintainability fasilitas
produksi yang optimum. Sehingga nantinya mereka dapat membuat acuan dalam
menyusun KPI pelaksanaan pemeliharaan fasilitas produksi.
Prima Ernest, salah satu peserta pelatihan dari Direktorat
Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM menjelaskan bahwa selama dua hari
ia mengikuti pelatihan ini para pengajar sangat
informatif dan materi yang diberikan mengarah ke substansi keteknikan.
“Alhamdulillah,
sejauh ini pengajar sangat informatif dan mengarah ke substansi keteknikan.
Untuk Hari ke – 2 sangat mengedukasi terkait kelistrikan pada proses pengolahan
produksi karena kebetulan basic saya adalah Process Engineering,” ungkapnya.
Ernest
menambahkan hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperbaiki terkait bahan
paparan yang kurang baku tetapi itu bisa dikoreksi lagi menjadi lebih informatif
untuk kedepannya. Serta adanya diskusi selama pelatihan berlangsung dapat
membantu peserta yang berasal dari luar jurusan keteknisan.
Pada
pelatihan ini peserta mendapatkan materi meliputi
Overview Kegiatan Produksi, Fasilitas Produksi, Pemeliharaan Electrical
Equipment, Pemeliharaan Peralatan Instrumentasi, Pemeliharaan
Rotating Equipment, Pemeliharaan Static Equipment, dan Pemeliharaan
Sistem Proteksi Kebakaran.
Terdapat 38 peserta yang mengikuti
pelatihan ini yang berasal dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Dewan
Energi Nasional, BPH Miga, Badan Geologi dan BPSDM ESDM Kementerian ESDM.
Tags :