Jakarta, 17 Maret 2025 –
Kegiatan pelatihan dan sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Panas
Bumi resmi dibuka oleh Sub Koordinator Penyelenggaraan Pengembangan Sumber Daya
Manusia PPSDM KEBTKE, Rifka Sofianita. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan
tujuan dari pelatihan ini, yaitu untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan
para peserta dalam bidang pengawasan operasional panas bumi, yang
diselenggarakan pada tanggal 17 hingga 21 Maret 2025
Pelatihan ini diikuti oleh
18 orang peserta yang berasal dari PT ICO Asiapacific Indonesia, PT. DPW
Logistic Indonesia, PT Supraco Indonesia, PT. Syslab, PT. Petrosea Tbk, PT
Insekta Fokustama , PT. Swadaya Cipta, PT Terang Abadinugraha, PT. Tri Jaya
Cemerlang, PT Pilar Cakra Mas, PT Mettana, PT. Emitraco Transportasi Mandiri, PT
PLN Nusantara Power Services, PT Sorik Marapi Geothermal Power, PT.Control
System Arena Para Nusa, tutur Rifka
Dengan menghadirkan
narasumber berpengalaman Rohenda, S.T., M.T., Aperta Ledy Alam, S.T., M.T.Widyaiswara
dari PPSDM KEBTKE, peserta akan mendapatkan wawasan dan pemahaman mendalam
terkait (Peraturan Perundang-undangan Terkait Panas Bumi dan Tugas dan Tanggung
Jawab Pengawas Operasional Terhadap K3LL Panas Bumi, (Penyusunan Rencana Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Penerapannya, Penyusunan Rencana Kerja
Lindungan Lingkungan (LL) dan Penerapannya, Teknik Komunikasi Timbal Balik,
Inspeksi K3LL Panas Bumi, JSA dan Penilaian Risiko Kegiatan Panas Bumi, Investigasi
Kecelakaan Panas Bumi, dan Pelaksanaan SMK3 Panas Bumi.
Lanjut
Rifka, Pada hari pertama, peserta menerima beberapa materi penting, yaitu: Peraturan
Perundang-undangan Terkait Panas Bumi dan Tugas serta Tanggung Jawab Pengawas
Operasional Terhadap K3LL Panas Bumi, yang disampaikan oleh Rohenda, S.T., M.T.
Materi ini membahas regulasi serta tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh
pengawas operasional.
Penyusunan Rencana Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan Penerapannya, yang juga disampaikan
oleh Rohenda, S.T., M.T. Materi ini membahas strategi perencanaan serta
implementasi K3 di lingkungan kerja panas bumi.
Penyusunan Rencana Kerja
Lindungan Lingkungan (LL) dan Penerapannya, yang memberikan wawasan terkait
upaya mitigasi dampak lingkungan dalam industri panas bumi. Teknik Komunikasi
Timbal Balik, yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi
pengawas operasional dalam berkoordinasi dan menyampaikan instruksi dengan
efektif.
Selama pelatihan, peserta
akan mengikuti berbagai sesi yang mencakup teori dan praktik untuk memastikan
penerapan ilmu yang didapat dalam lingkungan kerja mereka. Diharapkan, dengan
adanya pelatihan ini, para peserta dapat meningkatkan kompetensi serta memberikan
kontribusi yang lebih besar dalam bidangnya masing-masing.
Kegiatan pelatihan dan
Sertifikasi ini akan berlangsung hingga 21 Maret 2025, dengan berbagai materi
menarik yang telah disiapkan oleh panitia. Peserta juga akan mendapatkan
kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam sesi interaktif yang
telah disiapkan.
Dengan adanya pelatihan dan
sertifikasi ini, diharapkan sumber daya manusia di sektor panas bumi semakin
berkualitas dan mampu menghadapi tantangan di masa depan dengan lebih baik.