Pada hari Rabu (12/3), Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Yuliot Tanjung resmi melantik Imelda Eva Roturena Hutabarat sebagai Direktur
Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung. Harapan Yuliot pada Direktur
PEP Bandung yang baru agar dapat membantu menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan sektor ESDM.
Dalam sambutannya, Yuliot menyampaikan besarnya tantangan yang dihadapi
oleh Sektor ESDM saat. ”Saat ini kita menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait
pencapaian mencapai ketahanan dan ketersediaan energi dalam negeri. Sebagian
besar kebutuhan energi domestik, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied
Petroleum Gas (LPG), masih bergantung pada impor. Oleh karena itu, diperlukan
langkah-langkah untuk mempercepat transisi energi dan mendorong produksi serta
diversifikasi sumber daya energi lokal” ungkap Yuliot.
Memasuki tahun keenam sejak berdirinya PEP Bandung, Yuliot berharap
institusi ini dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dan alumni agar mereka
dapat terserap di pasar tenaga kerja, baik di dalam negeri maupun
internasional. Yuliot juga mengingatkan pentingnya bagi lulusan PEP untuk dapat
bersaing dan memanfaatkan peluang yang ada di tingkat global. Kementerian ESDM
pun berkomitmen untuk menyediakan fasilitas pembelajaran dan kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan industri masa depan. "Kita perlu menyiapkan SDM
yang berkualitas untuk menghadapi tantangan ini. Ketahanan energi dalam negeri
yang didukung oleh SDM yang handal akan memberikan dampak positif bagi
pembangunan bangsa dan mendukung ketersediaan energi yang lebih baik,"
ujar Yuliot.
Yuliot berpesan agar PEP selalu memastikan fasilitas pembelajaran dan
kurikulum disusun agar selaras dengan kebutuhan industri yang terus berkembang.
Hal tersebut senada dengan visi dan misi Presiden Prabowo Subianto, terutama
dalam pengembangan sektor minyak dan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendukung bahan baku industri domestik.
"Saya berharap PEP dapat terus meningkatkan kualitasnya, bekerja cepat
bersama seluruh civitas akademika untuk mencapai target yang ditetapkan,
memaksimalkan kemampuan teknis dan manajerial, serta menjaga hubungan baik
dengan berbagai stakeholder," tutup Yuliot.
ITC