Pemerintah
Indonesia saat ini tengah gencar menyukseskan program untuk merealisasikan
target 1 juta barrel per hari pada 2030 mendatang. Oleh sebab itu, pemerintah
perlu untuk mengukur dan mengevaluasi kelayakan ekonomi dari proyek-proyek di
sektor minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia.
Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas)
menyelenggarakan Pelatihan Cost and Benefit Analysis Bidang Migas
Angkatan 1 selama dua hari. Pelatihan ini ditujukan kepada Aparatur Sipil
Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM)
pada 24 April 2024.
Eva
Faza Rif'ati, salah satu widyaiswara PPSDM Migas dan course leader
pelatihan menjelaskan bahwa peserta diberikan pemahaman menyeluruh mengenai Cost
and Benefit Analysis sehingga mereka mampu mengidentifikasi dan mengukur
biaya dan manfaat dari investasi yang berhubungan dengan industri migas yang
akan dilakukan.
“Beberapa
materi yang diberikan adalah prinsip-prinsip Cost and Benefit Analysis
dalam pengembangan proyek, urgensi pemakaian Cost and Benefit Analysis, pengenalan
lingkup kegiatan usaha di bidang hulu migas, penerapan Cost and Benefit
Analysis di bidang hulu migas, pengenalan lingkup kegiatan usaha di bidang
hilir migas, penerapan Cost and Benefit Analysis di bidang hilir migas,”
ungkap Eva ketika dihubungi melalui pesan singkat seusai pelatihan berlangsung.
Ia
menambahkan bahwa seluruh materi yang diberikan bertujuan agar mereka
memperoleh pemahaman yang kuat tentang konsep Cost and Benefit Analysis,
meningkatkan keterampilan analisis, meningkatkan kemampuan pengambilan
keputusan, dan mampu membuat laporan terkait dengan Cost and Benefit
Analysis.