Jakarta, 13 Agustus 2025 – Indonesia semakin serius mempersiapkan transisi energi menuju target Net
Zero Emission (NZE) 2060. Salah satu langkah penting adalah memperkuat
kompetensi sumber daya manusia (SDM) melalui penyusunan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di sektor ketenagalistrikan, energi baru,
terbarukan, dan konservasi energi (KEBTKE).
Upaya ini diwujudkan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) melalui PPSDM KEBTKE, yang menggelar Stakeholder Workshop Pembahasan Usulan SKKNI, Tim Teknis, dan Kesekretariatan. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari program Specialized Workforce for Indonesia’s Future Transition in Energy (SWIFT) yang didukung oleh Southeast Asia Energy Transition Partnership (ETP)– United Nations Office for Project Services (UNOPS), juga didukung oleh konsorsium Neyen Consulting, Swiss German University (SGU), dan Purnomo Yusgiantoro Center (PYC).
Pentingnya
Standarisasi Kompetensi SDM Energi
Acara
dibuka dengan sambutan dari Kepala PPSDM KEBTKE Ir. A. Susetyo Edi Prabowo
M.Si, yang dalam kesempatan ini dibacakan oleh Endah Heliana, S.Sos., M.Si., Subkoordinator Kerja Sama PPSDM KEBTKE. Dalam sambutan
tersebut ditegaskan bahwa penyusunan SKKNI baru merupakan langkah mendesak
untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja di sektor energi hijau. “Tenaga kerja
dengan keterampilan teknis, analitis, dan manajerial sangat dibutuhkan untuk
mendukung transisi energi nasional. SKKNI ini akan menjadi acuan bagi lembaga
pendidikan, pelatihan vokasi, hingga sertifikasi profesi, sehingga kualitas SDM
Indonesia dapat terus bersaing di tingkat global,” ujarnya.
Forum ini dihadiri perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan, BAPPENAS,
BNSP, serta akademisi, asosiasi, dan lembaga pelatihan. Dukungan nasional dan
internasional turut hadir melalui program SWIFT yang diinisiasi oleh ETP–UNOPS.
Muhammad Fathahillah Zuhri, S.T., MEnCh., Country Lead Innovation and Technology UNOPS SWIFT, menekankan pentingnya membangun tenaga kerja spesialis untuk mempercepat transisi energi. Sementara itu, Dr.-Ing. Evita H. Legowo dari SGU memaparkan roadmap tenaga kerja spesialis yang selaras dengan kebutuhan industri energi terbarukan.
Tiga SKKNI Baru untuk Energi Hijau
Tim SGU diketuai oleh Dr.-Ing. Evita H. Legowo bersama tim peneliti dan
dosen yaitu Dr. Hery Sutanto, Dr.-Ing. Diah Indriani Widiputri, dan Silvya
Yusri, S.Si., M.T., memberikan paparan strategis mengenai tiga usulan SKKNI
baru, yaitu:
Ketiga usulan tersebut diharapkan dapat mengisi kesenjangan keterampilan di
sektor energi hijau dan menjadi pedoman resmi bagi pengembangan SDM energi
Indonesia.
Diskusi terkait dengan pembentukan SKKNI terkait Audit Manajemen Karbon, Pemodelan
Energi, dan Pengisian Kendaraan Listrik dan Halte Bus Umum Cerdas Terpadu, semakin
diperkaya dengan kehadiran narasumber dari berbagai lembaga nasional yang
memberikan perspektif beragam. Adhi Djayapratama, S.T. dari Tim Kerja
Standardisasi Kompetensi Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi
dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan, memaparkan prosedur penyusunan
SKKNI sebagai landasan regulasi yang harus dipenuhi dalam proses perumusan
standar. Selanjutnya, Arnov Tri Hartanto, B.Eng., M.Sc., M.Eng., Koordinator
Bidang Pengembangan Program dan Materi, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan
Vokasi dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan menjelaskan bagaimana
silabus dan kurikulum pendidikan serta pelatihan dapat disusun agar sejalan
dengan SKKNI yang dihasilkan.
Dari sisi sertifikasi profesi, Miftahul Aziz, S.H., M.H. mewakili Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) memberikan penjelasan terkait pentingnya
penyusunan skema sertifikasi berbasis SKKNI untuk memastikan tenaga kerja
memiliki standar kompetensi yang diakui secara nasional. Melengkapi paparan,
Bagus Rizky Dewantoro, S.T., M.T., Subkoordinator Perencanaan Pengembangan SDM
PPSDM KEBTKE, memaparkan proses penyusunan modul pelatihan berbasis SKKNI yang
akan menjadi instrumen praktis dalam penerapan standar di dunia pendidikan dan
pelatihan vokasi.
Diskusi dalam forum ini dimoderatori oleh Rr. Endang Widayati, S.T., M.T.
dan Budiman R. Saragih, S.T., M.T., Widyaiswara Ahli Madya dari PPSDM KEBTKE
yang memandu jalannya pembahasan secara interaktif dan produktif.
“Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam memastikan SKKNI yang disusun
benar-benar relevan dengan kebutuhan industri dan mampu menjawab tantangan
transisi energi,” ujar Rr. Endang Widayati.
Budiman R. Saragih menambahkan, forum ini bukan hanya wadah pembahasan
teknis, tetapi juga momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah,
akademisi, industri, dan mitra pembangunan internasional.
Melalui forum ini, PPSDM KEBTKE menegaskan komitmennya menghadirkan SDM
unggul dan berdaya saing global di sektor energi. Untuk menindaklanjuti,
dibentuk Komite Standar Kompetensi, Tim Teknis, dan Tim Sekretariat yang akan
memastikan implementasi SKKNI dilakukan secara bertahap.
Dengan sinergi pemerintah, akademisi, industri, dan mitra pembangunan
internasional, penyusunan SKKNI baru diyakini mampu mempercepat transformasi
menuju energi bersih dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia
dalam peta transisi energi dunia.
Tags :