Tiga SKKNI Baru Disusun, Indonesia Siapkan Roadmap SDM Transisi Energi

Tiga SKKNI Baru Disusun, Indonesia Siapkan Roadmap SDM Transisi Energi
22 Agu, 2025

Tiga SKKNI Baru Disusun, Indonesia Siapkan Roadmap SDM Transisi Energi

22 August 2025 | Seputar BPSDM ESDM



Jakarta, 13 Agustus 2025 – Indonesia semakin serius mempersiapkan transisi energi menuju target Net Zero Emission (NZE) 2060. Salah satu langkah penting adalah memperkuat kompetensi sumber daya manusia (SDM) melalui penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di sektor ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (KEBTKE).

Upaya ini diwujudkan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) melalui PPSDM KEBTKE, yang menggelar  Stakeholder Workshop  Pembahasan Usulan SKKNI, Tim Teknis, dan Kesekretariatan. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari program Specialized Workforce for Indonesia’s Future Transition in Energy (SWIFT)  yang didukung oleh Southeast Asia Energy Transition Partnership (ETP) United Nations Office for Project Services (UNOPS), juga didukung oleh konsorsium Neyen Consulting, Swiss German University (SGU), dan Purnomo Yusgiantoro Center (PYC).




Pentingnya Standarisasi Kompetensi SDM Energi

Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala PPSDM KEBTKE Ir. A. Susetyo Edi Prabowo M.Si, yang dalam kesempatan ini dibacakan oleh Endah Heliana, S.Sos., M.Si., Subkoordinator Kerja Sama PPSDM KEBTKE. Dalam sambutan tersebut ditegaskan bahwa penyusunan SKKNI baru merupakan langkah mendesak untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja di sektor energi hijau. “Tenaga kerja dengan keterampilan teknis, analitis, dan manajerial sangat dibutuhkan untuk mendukung transisi energi nasional. SKKNI ini akan menjadi acuan bagi lembaga pendidikan, pelatihan vokasi, hingga sertifikasi profesi, sehingga kualitas SDM Indonesia dapat terus bersaing di tingkat global,” ujarnya.

Forum ini dihadiri perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan, BAPPENAS, BNSP, serta akademisi, asosiasi, dan lembaga pelatihan. Dukungan nasional dan internasional turut hadir melalui program SWIFT yang diinisiasi oleh ETP–UNOPS.

Muhammad Fathahillah Zuhri, S.T., MEnCh., Country Lead Innovation and Technology UNOPS SWIFT, menekankan pentingnya membangun tenaga kerja spesialis untuk mempercepat transisi energi. Sementara itu, Dr.-Ing. Evita H. Legowo dari SGU memaparkan roadmap tenaga kerja spesialis yang selaras dengan kebutuhan industri energi terbarukan.




Tiga SKKNI Baru untuk Energi Hijau

Tim SGU diketuai oleh Dr.-Ing. Evita H. Legowo bersama tim peneliti dan dosen yaitu Dr. Hery Sutanto, Dr.-Ing. Diah Indriani Widiputri, dan Silvya Yusri, S.Si., M.T., memberikan paparan strategis mengenai tiga usulan SKKNI baru, yaitu:

  1. Audit Manajemen Karbon
  2. Pemodelan Energi
  3. Pengisian Kendaraan Listrik dan Halte Bus Umum Cerdas Terpadu

Ketiga usulan tersebut diharapkan dapat mengisi kesenjangan keterampilan di sektor energi hijau dan menjadi pedoman resmi bagi pengembangan SDM energi Indonesia.

 

Diskusi terkait dengan pembentukan SKKNI terkait Audit Manajemen Karbon, Pemodelan Energi, dan Pengisian Kendaraan Listrik dan Halte Bus Umum Cerdas Terpadu, semakin diperkaya dengan kehadiran narasumber dari berbagai lembaga nasional yang memberikan perspektif beragam. Adhi Djayapratama, S.T. dari Tim Kerja Standardisasi Kompetensi Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan, memaparkan prosedur penyusunan SKKNI sebagai landasan regulasi yang harus dipenuhi dalam proses perumusan standar. Selanjutnya, Arnov Tri Hartanto, B.Eng., M.Sc., M.Eng., Koordinator Bidang Pengembangan Program dan Materi, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan menjelaskan bagaimana silabus dan kurikulum pendidikan serta pelatihan dapat disusun agar sejalan dengan SKKNI yang dihasilkan.

Dari sisi sertifikasi profesi, Miftahul Aziz, S.H., M.H. mewakili Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) memberikan penjelasan terkait pentingnya penyusunan skema sertifikasi berbasis SKKNI untuk memastikan tenaga kerja memiliki standar kompetensi yang diakui secara nasional. Melengkapi paparan, Bagus Rizky Dewantoro, S.T., M.T., Subkoordinator Perencanaan Pengembangan SDM PPSDM KEBTKE, memaparkan proses penyusunan modul pelatihan berbasis SKKNI yang akan menjadi instrumen praktis dalam penerapan standar di dunia pendidikan dan pelatihan vokasi.

Diskusi dalam forum ini dimoderatori oleh Rr. Endang Widayati, S.T., M.T. dan Budiman R. Saragih, S.T., M.T., Widyaiswara Ahli Madya dari PPSDM KEBTKE yang memandu jalannya pembahasan secara interaktif dan produktif.

“Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam memastikan SKKNI yang disusun benar-benar relevan dengan kebutuhan industri dan mampu menjawab tantangan transisi energi,” ujar Rr. Endang Widayati.

Budiman R. Saragih menambahkan, forum ini bukan hanya wadah pembahasan teknis, tetapi juga momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, industri, dan mitra pembangunan internasional.

Melalui forum ini, PPSDM KEBTKE menegaskan komitmennya menghadirkan SDM unggul dan berdaya saing global di sektor energi. Untuk menindaklanjuti, dibentuk Komite Standar Kompetensi, Tim Teknis, dan Tim Sekretariat yang akan memastikan implementasi SKKNI dilakukan secara bertahap.

Dengan sinergi pemerintah, akademisi, industri, dan mitra pembangunan internasional, penyusunan SKKNI baru diyakini mampu mempercepat transformasi menuju energi bersih dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta transisi energi dunia.

 

Tags :