Dalam rangka implementasi kerjasama
bilateral antara Indonesia dengan Republik Tanzania, mulai hari ini (2/11) sejumlah
20 pelaku industri pertambangan batubara dan mineral Republik Tanzania hadir di
PPSDM Geominerba untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) terkait
keselamatan kerja tambang batubara dan mineral. Pendidikan dan pelatihan yang
akan berlangsung selama 30 hari ini merupakan hasil kerjasama antara Lembaga
Dana Kerja Sama Pembangunan Indonesia (LDKPI) Kementerian Keuangan dengan
Kementerian ESDM dan diikuti oleh perwakilan Kementerian Mineral Tanzania (11
orang), State Mining Corporation / STAMICO (4 orang), Geological Survey of
Tanzania / GST (4 orang), dan Tanzania Extractive Industries Transparency
Initiative / TEITI (1 orang).
Kepala BPSDM ESDM Prahoro
Nurtjahyo menyambut secara positif diklat ini dan berharap bahwa untuk
kedepannya hubungan Kerjasama kedua negara dapat terus meningkat. “Hubungan
bilateral kedua negara telah terjalin baik sejak tahun 1964, ditandai dengan
pembukaan kedutaan besar Indonesia di Dar Es Salaam, yang kemudian dimana
Tanzania turut membuka kedutaannya di Jakarta pada tahun 2022. Sejak momen itu
hubungan antar kedua negara semakin erat
ditandai dengan adanya diklat ini” jelas Prahoro.
Kedutaan Besar Indonesia di
Tanzania telah menerima permintaan diadakannya diklat keselamatan kerja
pertambangan dan mineral dari wilayah Lindi di Tanzania, dimana salah satu
komoditas terbesar wilayah tersebut adalah pertambangan.
Terdapat banyak persamaan antara
Indonesia dengan Tanzania, dimana kedua negara memiliki cadangan batubara, emas
dan gas alam yang melimpah. Para peserta akan diajarkan mengenai keselamatan
kerja pertambangan batubara dan mineral yang dapat diaplikasikan langsung di
lapangan. ”Sektor energi dan sumber daya mineral memiliki resiko yang sangat
besar, dengan adanya penggunaan peralatan berat di medan yang cukup berat,
sehingga kelalaian yang sifatnya kecil dapat menimbulkan kecelakaan fatal”
lanjut Prahoro.
Pelaksanaan diklat diharapkan
dapat memberikan pengetahuan yang memadai terkait keselamatan kerja tambang
batubara dan mineral dengan menekankan pada proses yang sudah berhasil
diterapkan di Indonesia. Ilmu yang diberikan kepada peserta meliputi
pengetahuan umum sektor tambang di indonesia, peraturan keselamatan
pertambangan Indonesia, metode penambangan, pengenalan peralatan, kesehatan dan
keselamatan kerja pertambangan, keselamatan operasi pertambangan, pengenalan
pengawasan keselamatan pertambangan, praktek langsung di lapangan, serta
seminar rencana aksi pasca pelatihan.
Pasca pelaksanaan diklat, ilmu
yang telat didapat dapat diaplikasikan di sektor pertambangan batubara dan
mineral tanzania sehingga diharapkan dapat mengurangi jumlah kecelakaan kerja
di lapangan.
Salah satu peserta diklat yang
berasal dari Kementerian Mineral Tanzania bernama Ruben Josephat Mdoe
menyampaikan antusiasmenya mengikuti diklat, dimana banyak ilmu terkait
keselamatan kerja tambang batubara dan mineral yang dapat dipelajari dari
Indonesia. ”Tanzania memiliki cadangan batubara yang sangat besar, ditandai
dengan maraknya kegiatan pertambangan terutama di wilayah selatan. Saya
berharap ilmu yang didapatkan dari saudara-saudara di Indonesia dapat
diterapkan dengan baik di dunia pertambangan Tanzania”.
BPSDM ESDM senantiasa siap untuk
menjalin kerjasama dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM sektor energi dan
sumber daya mineral baik di dalam negeri maupun internasional.
Tujuan akhir dari terlaksananya
diklat ini, adalah agar dapat semakin mempererat hubungan Indonesia dengan
Republik Tanzania. BPSDM ESDM senantiasa siap untuk menjalin kerjasama dalam
rangka meningkatkan kompetensi SDM sektor energi dan sumber daya mineral baik
di dalam negeri maupun internasional.
ITC