CEPU, JAWA TENGAH –
Menteri Sekretaris Negara, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., berkesempatan
mengunjungi PEM Akamigas, Cepu, (21/8). Dalam kunjungannya ia mengungkapkan
keinginannya untuk membentuk Cepu Raya yaitu Kawasan ekonomi khusus yang
berpusat di Cepu. Daerah yang termasuk meliputi Blora, Bojonegoro, Ngawi dan Tuban
Mengapa Cepu ? sebagai
wilayah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, keberadaan Cepu menjadi
cukup potensial untuk dikembangkan menjadi Kawasan ekonomi khusus karena lalu
lintas perdagangan dan transportasi yang banyak disini.
Melalui Diskusi
pengembangan Cepu Raya melalui Optimalisasi PEM Akamigas dan Perhutani sebagai
Engine of Growth , Pratikno mengungkapkan bahwa pemerintah sebagai engine
penggerak harus bisa memberikan dampak langsung ke masyarakat sekitar. Misalnya, PEM Akamigas mengubah konsep asrama
hanya di tahun pertama, tahun selanjutnya bisa menggunakan kos-kosan atau juga
rumah makan yang dikelola masyarakat sekitar.
“Jika pilot project
Cepu Raya ini berhasil, harapannya akan memberikan dampak langsung terhadap
peningkatan pembangunan daerah dan ekonomi rakyat.”ungkapnya.
Sekretaris BPSDM,
Wakhid Hasyim menyampaikan rencana pembukaan program studi baru di PEM yaitu
program studi EBT, namun saat ini terkendala karena adanya moratorium dari
Kemendikbudristek sampai pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan PTKL selesai
dilaksanakan. Menanggapi hal tersebut Mensesneg akan membantu mengkoordinasikan
dengan Kementerian terkait agar proses pendirian Program Studi baru di PEM bisa
terwujud.
Senada, Direktur Jenderal
Migas, Tutuka Ariadji menyampaikan perlunya membuka program studi baru bagi PEM
Akamigas selain ilmu kemigasan. Energi saat ini ada banyak misalnya biodiesel,
bioethanol dan sebagainya bahkan bisa membuka ilmu kehutanan pertanian bekerjasama
dengan Perhutani.
Menurut Bupati Blora,
Arief Rohman, potensi Cepu bisa dimaksimalkan agar Kawasan Cepu Raya bisa
terwujud. Kendalanya hanya jika hujan deras bisa banjir, kalau kemarau
kekeringan sehingga program pengendalian banjir diperlukan. “Keberadaan PEM
Akamigas juga perlu menambah jurusan baru seperti pertambangan yang relevan
dengan daerah Cepu Raya
Banyak hal yang harus
diperbaiki dan dikembangkan untuk mewujudkan Cepu sebagai Kawasan Cepu Raya.
Menurut Bupati Blora, Arief Rohman beban Cepu akan semakin berat, namun potensi
yang ada di Cepu bisa dimaksimalkan hingga Kawasan Cepu Raya bisa terwujud.
“Untuk masalah lingkungan saja, Cepu ini kalo hujan kebanjiran, kalo kemarau ya
kekeringan, sehingga program pengendalian banjir ini sangat diperlukan.
Keberadaan PEM Akamigas ini dikenal sebagai sekolah elit, namun perlu juga
menambah jurusan baru seperti pertambangan yang relevan dengan daerah Cepu
Raya.”
Selain itu sebagai salah satu bentuk penghijauan dan mendukung program energi bersih, Mensesneg melakukan penanaman pohon matoa di PEM Akamigas Cepu.
Hadir pula dalam
pertemuan ini adalah Sekretaris Kemensesneg Setya Utama, Bupati Bojonegoro Anna
Mu’awanah, Sekretaris BPSDM ESDM Wahid Hasyim, Manager Cepu Field PT. Pertamina
EP Agung Wibowo, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perhutani Cepu Endung
Trihartaka, Komandan Kodim dan Kapolres Blora, Kepala PPSDM Migas, Wakil
Direktur 1, 2, dan 3 PEM Akamigas. (rwp/fas)