
Jakarta, 12 November 2025 - Dalam rangka meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor panas bumi, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) menyelenggarakan Pelatihan Teknis dan Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Panas Bumi. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom, dengan pelatihan intensif berlangsung pada tanggal 10 hingga 12 November 2025, dilanjutkan dengan proses sertifikasi pada 13 dan 14 November 2025. Sebanyak tiga puluh dua (32) orang peserta dari berbagai industri panas bumi di seluruh Indonesia turut serta dalam program ini.
Pelatihan dibuka secara resmi oleh Koordinator Sarana dan Prasarana Pengembangan SDM, Elin Lindiasari. Dalam sambutannya, Elin menekankan bahwa pelatihan ini merupakan fondasi penting sebelum peserta melangkah ke tahap sertifikasi.

“Pelatihan ini menjadi bekal awal bagi Bapak/Ibu untuk memahami tugas dan fungsi sebagai Pengawas Operasional Pertama di sektor panas bumi. Namun perlu diingat, mengikuti pelatihan tidak otomatis menjamin kelulusan dalam sertifikasi. Pastikan seluruh persyaratan sudah lengkap agar hasilnya optimal,” ujar Elin dalam arahannya. Ia juga mendorong para peserta untuk proaktif, berdiskusi, berbagi pengalaman, serta mengikuti pre-test dan post-test guna mengukur peningkatan pengetahuan.
Kurikulum pelatihan POP Panas Bumi ini dirancang secara komprehensif untuk memastikan peserta menguasai berbagai aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan (K3LL) di industri panas bumi. Materi disampaikan oleh para Widyaiswara PPSDM KEBTKE yang berpengalaman, di antaranya Budiman Ricardo Saragih, Aperta Ledy Alam, dan Rohenda.


Sesi dibuka oleh Budiman Ricardo Saragih, S.T., M.T. yang memaparkan Peraturan Perundang-undangan Terkait Panas Bumi dan Tugas serta Tanggung Jawab Pengawas Operasional terhadap K3LL Panas Bumi. Materi ini secara khusus mengulas regulasi utama seperti Perdirjen EBTKE No. 45 K/30/DJE/2015 mengenai penerapan standar kompetensi, sekaligus menanamkan prinsip akuntabilitas pengawasan K3LL di lapangan. Dalam sesi ini peserta diperkenalkan pada prinsip akuntabilitas dan tanggung jawab pengawasan K3LL di lapangan.
Pada pelatihan ini, peserta juga diajak mendalami Analisis Keselamatan Kerja (Job Safety Analysis/JSA) dan Penilaian Risiko Kegiatan Panas Bumi yang materinya dibawakan oleh Aperta Ledy Alam, S.T., M.T. Sesi ini mengajarkan tahapan analisis yang terstruktur untuk mengidentifikasi potensi bahaya, menganalisis risiko dan merancang hierarki pengendalian yang tepat, mulai dari eliminasi hingga penggunaan Alat Pelindung Diri. Sementara itu, Rohenda, S.T., M.T. membekali peserta dengan kemampuan penting dalam Investigasi Kecelakaan dan Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 Panas Bumi (SMK3), memastikan peserta mampu mengidentifikasi akar penyebab kecelakaan dan menyusun langkah pencegahan berkelanjutan.

Selain sesi pembelajaran yang interaktif, pelatihan juga dilengkapi dengan pre-test, post-test, sesi diskusi, serta pre-assessment yang bertujuan untuk mematangkan kesiapan peserta sebelum menghadapi uji kompetensi. Melalui inisiatif ini, PPSDM KEBTKE menegaskan komitmennya dalam menyiapkan sumber daya manusia panas bumi yang tidak hanya kompeten dan profesional, tetapi juga berintegritas tinggi, siap menjalankan fungsi pengawasan operasional sesuai standar keselamatan dan lingkungan yang berlaku ketat.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari komitmen PPSDM KEBTKE dalam mendukung program transisi energi dan pengembangan energi bersih di Indonesia melalui peningkatan kapasitas tenaga kerja di sektor strategis.