Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) menerima
kunjungan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (JBT), yang
dipimpin oleh Area Manager Communication, Relation, and CSR Taufiq Kurniawan
pada Kamis, 31 Juli 2025.
Rombongan
Pertamina Patra Niaga JBT diterima langsung oleh Koordinator Sarana Teknik
Minyak dan Gas Bumi PPSDM Migas, Yoeswono, dan jajarannya.
Taufiq
Kurniawan menegaskan bahwa pengujian oktan yang akurat memerlukan alat yang
kompleks, yaitu mesin CFR F1 (engine).
"Hari
ini kami bekerja sama dengan PPSDM Migas melakukan pengujian oktan untuk produk
Pertamax menggunakan alat CFR F1 (engine). Ini sekaligus untuk mengedukasi
kepada masyarakat tentang pengujian oktan dengan metode yang benar sehingga
masyarakat paham bahwa pengujian oktan itu tidak sesederhana menggunakan alat
portable yang biasa beredar videonya di media sosial," ujar Taufiq.
Sahadad,
Manajer Teknis Laboratorium Minyak Bumi PPSDM Migas, menjelaskan secara rinci
prosedur pengujian RON (Research Octane Number) yang sesuai dengan standar ASTM
D2699-23. Prosedur dimulai dari persiapan sampel yang didinginkan, persiapan
mesin uji CFR F1 selama satu jam, hingga standardisasi alat menggunakan Toluene
Standardization Fuel (TSF) dan metode bracketing dengan Low Reference Fuel
(LRF) dan High Reference Fuel (HRF).
"Jika
hasil perhitungan RON TSF dari pengujian ini berada dalam toleransi ± 0,3 dari
TSF yang dibuat, maka mesin CFR F1 dinyatakan sudah terstandarisasi dan siap
digunakan," jelas Sahadad.
“Pengujian
sampel bensin dimulai dengan memperkirakan nilai oktan sampel, dilanjutkan
dengan pengujian bracketing menggunakan PRF (Primary Reference Fuel) untuk
mendapatkan intensitas knock yang akurat.
Hasil
akhirnya kemudian dihitung dan dilaporkan dalam Laporan Hasil Uji (LHU) sesuai
prosedur standar operasional,” imbuh Manajer Teknis Laboratorium Minyak Bumi
PPSDM Migas ini.
Taufiq
menutup penjelasannya bahwa Pertamina melakukan pengujian sampel Pertamax yang
diambil dari SPBU 4458301 Sidomulyo Cepu untuk diuji di Laboratorium Pengujian
PPSDM Migas.
"Hasilnya
sangat memuaskan, di mana produk Pertamax tersebut menunjukkan nilai oktan 92,1
yang berarti "on-spec" atau bahkan melebihi spesifikasi
minimal oktan 92. Ini membuktikan bahwa produk Pertamina sebetulnya melewati
serangkaian pengujian berlapis," tutup Taufiq.
Kolaborasi
antara Pertamina Patra Niaga Regional JBT dan PPSDM Migas ini menunjukkan
sinergi positif antara industri dan lembaga pemerintah dalam menjamin kualitas
produk bahan bakar. Melalui kunjungan edukatif dan pengujian produk secara
transparan, kedua belah pihak menegaskan komitmen mereka untuk memberikan
informasi yang akurat kepada masyarakat, sekaligus memperkuat kepercayaan
publik terhadap kualitas produk Pertamina yang terjamin melalui serangkaian
pengujian standar yang ketat. Kerja sama ini diharapkan terus berlanjut untuk
mendukung layanan yang prima dan transparan bagi konsumen.
Tags :