Bandung, 14 Juli 2025 – Dalam rangka mendukung peningkatan kompetensi tenaga teknis pertambangan di Indonesia, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi, Mineral, dan Batubara (PPSDM Geominerba) kembali menyelenggarakan Pelatihan dan Sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) pada pertambangan berbasis online Angkatan V. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 14 hingga 22 Juli 2025 secara daring dari Bandung.
Pelatihan ini diikuti oleh 8 peserta yang berasal dari berbagai perusahaan pertambangan di seluruh Indonesia. Mereka akan mengikuti pelatihan intensif selama sembilan hari guna mempersiapkan diri menghadapi sertifikasi kompetensi sebagai Pengawas Operasional Pertama, atau POP, yang merupakan salah satu posisi kunci dalam struktur pengawasan kegiatan operasional tambang.
Kepala PPSDM Geominerba, Dwi Anggoro Ismukurnianto, dalam sambutannya menegaskan bahwa pelatihan ini dilatarbelakangi oleh amanat Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 yang mengharuskan seluruh pemegang IUP dan IUPK memiliki tenaga teknis pertambangan yang kompeten. Salah satunya adalah Pengawas Operasional yang bertanggung jawab kepada KTT atau Kepala Teknik Tambang.
Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para peserta dengan kompetensi teknis dan kepemimpinan sebagai front line supervisor yang bertanggung jawab atas pengelolaan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di area pertambangan. Diharapkan, peserta dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya, melaksanakan inspeksi dan investigasi kecelakaan tambang, serta mampu menerapkan analisis keselamatan kerja secara profesional.
Instruktur dalam kegiatan ini berasal dari kalangan profesional dan tenaga ahli PPSDM Geominerba. Materi pelatihan meliputi regulasi keselamatan tambang, inspeksi dan investigasi kecelakaan, pengendalian risiko, perlindungan lingkungan, hingga pelaksanaan uji kompetensi melalui LSP ESDM.
Pelatihan dan sertifikasi ini dilaksanakan secara daring (online) sebagai bentuk adaptasi terhadap era digitalisasi dan efisiensi pembelajaran jarak jauh. Meskipun dilaksanakan secara virtual, penyelenggara memastikan kualitas pembelajaran tetap optimal melalui platform digital resmi dan interaksi aktif antar peserta dan instruktur.
Kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan pengawas operasional tambang yang profesional, berintegritas, dan mampu mendukung penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik di lapangan. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan keselamatan kerja, efisiensi operasional, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi nasional di sektor pertambangan. (EP)