Jakarta, 13 Januari – Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM Ketenagalistrikan EBTKE) memulai tahun 2025 dengan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi Pengawas Operasional Pertama (POP) Panas Bumi. Kegiatan ini berlangsung secara daring dari tanggal 13 hingga 17 Januari 2025 dan diikuti oleh 26 peserta yang berasal dari berbagai latar belakang di sektor pengelolaan panas bumi.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja di sektor panas bumi, khususnya dalam hal pengawasan operasional yang meliputi aspek keselamatan, efisiensi, dan pelestarian lingkungan. Dalam konteks transisi energi menuju sumber yang lebih ramah lingkungan, keahlian khusus dalam pengelolaan panas bumi menjadi semakin penting. Hal ini sejalan dengan target pemerintah dalam mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Hadir sebagai narasumber, Aperta Ledy Alam, S.T., M.T., memberikan materi yang meliputi: Peraturan Perundang-undangan Terkait Panas Bumi, Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Operasional terhadap K3LL Panas Bumi, Penyusunan dan Penerapan Rencana Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Penyusunan dan Penerapan Rencana Kerja Lindungan Lingkungan (LL), Teknik Komunikasi Timbal Balik, Inspeksi K3LL Panas Bumi, JSA dan Penilaian Risiko Kegiatan Panas Bumi, Investigasi Kecelakaan Panas Bumi, Pelaksanaan SMK3 Panas Bumi
Selain sesi pelatihan, para peserta juga mengikuti ujian sertifikasi untuk menentukan kelulusan mereka sebagai Pengawas Operasional Pertama di industri panas bumi.
Dalam salah satu materi mengenai Penyusunan Rencana Kerja K3 dan penerapannya, Aperta menjelaskan bahwa keselamatan kerja adalah kondisi di mana karyawan terlindungi dari cedera akibat kecelakaan kerja, sementara kesehatan kerja mengacu pada upaya memastikan karyawan terbebas dari penyakit fisik dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan. Ia juga membahas beberapa teknik penting, seperti:
Analisis Bahaya Pekerjaan: Proses untuk mengidentifikasi dan mencegah potensi bahaya dalam pelaksanaan tugas.
Ergonomika: Studi tentang hubungan antara manusia, tugas, alat, dan lingkungan kerja, dengan fokus pada penyesuaian mesin dan lingkungan terhadap karakteristik pekerja.
Selain itu, Aperta menekankan pentingnya promosi dan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja, pencegahan gangguan kesehatan akibat kondisi kerja, serta penyesuaian lingkungan kerja terhadap kemampuan fisiologis dan psikologis karyawan. Fokus utama kesehatan kerja adalah menciptakan lingkungan yang kondusif untuk keselamatan dan kesehatan, mengembangkan budaya kerja positif, serta meningkatkan produktivitas perusahaan.
Pelatihan ini disambut dengan antusias oleh para peserta yang berasal dari perusahaan pengelola energi panas bumi hingga profesional di sektor energi. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, PPSDM Ketenagalistrikan EBTKE menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor energi demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.