Pemerintah RI didukung Konfederasi Swiss kembangkan kurikulum modular pertama bagi teknisi operasional dan pemeliharaan PLTS di Indonesia

Pemerintah RI didukung Konfederasi Swiss kembangkan kurikulum modular pertama  bagi teknisi operasional dan pemeliharaan PLTS di Indonesia
06 Des, 2021

Pemerintah RI didukung Konfederasi Swiss kembangkan kurikulum modular pertama bagi teknisi operasional dan pemeliharaan PLTS di Indonesia

06 December 2021 | Seputar BPSDM ESDM


 

 

Dalam rangka mendukung program transisi energi Pemerintah Indonesia menuju bauran energi 23% dari energi baru terbarukan (EBT) pada tahun 2025 dan net zero emission pada tahun 2060, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral (BPSDM KESDM) dan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia didukung oleh Konfederasi Swiss melalui State Secretariat for Economic Affairs (SECO) menyelenggarakan lokakarya penyusunan kurikulum modular bagi teknisi operasional dan pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada 6-8 Desember 2021 di Jakarta.

 

Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja sama asistensi teknis proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) antara BPSDM Kementerian ESDM dan SECO yang turut melibatkan beberapa kementerian/lembaga strategis seperti Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi. Kurikulum yang dikembangkan ini merupakan kurikulum modular pertama di Indonesia bagi teknisi operasional dan pemeliharaan PLTS yang juga dicanangkan menjadi bagian dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Penguatan sumber daya manusia di bidang energi terbarukan khususnya dalam sub-sektor PLTS memang sangat selaras dengan peta jalan transisi energi Pemerintah Indonesia tahun 2021-2060 yang akan didominasi oleh sumber energi surya.” tutur Laode Sulaeman selaku pimpinan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE), Kementerian ESDM, dalam pembukaan acara.

 

Hery Budoyo, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Ditjen Binalavotas), Kementerian Ketenagakerjaan mengungkapkan, “Kementerian Ketenagakerjaan mendukung upaya Pemerintah Indonesia beralih pada sumber energi bersih melalui penyiapan tenaga kerja yang dapat mendukung pelaksanaan dan pemeliharaan pembangkit listrik terbarukan di lapangan. Melalui proyek RESD, Ditjen Binalavotas menyiapkan empat Balai Latihan Kerja (BLK) yang terletak di Banda Aceh, Lombok, Ternate, dan Ambon untuk meluncurkan program percontohan pelatihan kerja modular bagi teknisi PLTS yang akan dimulai pada tahun 2022. Penyusunan kurikulum ini dilaksanakan dengan pendampingan dari Direktorat Standardisasi dan Kompetensi Kementerian Ketenagakerjaan sebagai moderator keseluruhan kegiatan.”

 

“Kegiatan penyusunan kurikulum modular bagi Teknisi PLTS ini merupakan kelanjutan dari pelatihan dasar bidang PLTS bagi 16 instruktur dari lima lembaga pendidikan/pelatihan kerja percontohan mitra Proyek RESD yang telah diselenggarakan pada 25 Oktober-5 November 2021 lalu di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Serang. Melalui keterlibatan industri dan juga masukan dari lembaga pendidikan vokasi di Swiss dari awal penyusunan rincian tugas & pekerjaan teknisi PLTS hingga pengembangan kurikulum serta pelatihan bagi instruktur, diharapkan agar SDM keluaran yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan kebutuhan pelaku industri energi terbarukan.” ucap Martin Stottele, pimpinan proyek RESD.

Proyek RESD merupakan hibah langsung dari Pemerintah Swiss berupa asistensi teknis dan dukungan peralatan laboratorium yang akan berlangsung selama 4 tahun ke depan hingga 2025. Tujuan utama dari RESD adalah menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang perencanaan, desain, pembangunan dan pemasangan, inspeksi dan commissioning, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik hybrid surya diesel, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) melalui: (1) penciptaan program D4 spesialisasi energi terbarukan di 5 politeknik di Indonesia; 2) peluncuran program kursus energi terbarukan secara modular di 5 lembaga pendidikan/pelatihan kerja; dan 3) penguatan pertukaran informasi dan komunikasi di sektor energi terbarukan.

 

Mitra program RESD mencakup BPSDM KESDM sebagai mitra utama, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan & Konservasi Energi dan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Badan Nasional Sertifikasi Profesi, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Program RESD juga bekerja sama erat dengan politeknik, lembaga pendidikan dan pelatihan kerja, asosiasi industri, dan sektor swasta.