Jakarta – 30 Januari 2025, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia KEBTKE) menyelenggarakan Pelatihan Teknis Introduction Energy Management System ISO 50001:2018 secara online melalui aplikasi Zoom pada hari Kamis, 30 Januari 2025. Pelatihan ini menghadirkan RR. Endang Widayati, S.T., M.T., Widyaiswara Madya PPSDM KEBTKE, sebagai narasumber utama.
Dalam paparannya, Endang Widayati menyampaikan bahwa tujuan dari Introduction Energy Management System (EnMS) ISO 50001:2018 adalah untuk memberikan pemahaman dasar mengenai sistem manajemen energi sesuai dengan standar internasional. Pelatihan ini bertujuan membekali organisasi dengan pemahaman awal mengenai pentingnya manajemen energi, cara mengelolanya secara sistematis, serta penerapan standar ISO 50001:2018 guna meningkatkan efisiensi energi dan keberlanjutan.
Endang juga menjelaskan bahwa manajemen energi merupakan kegiatan terpadu untuk mengendalikan konsumsi energi agar tercapai pemanfaatan yang efektif dan efisien. Hal ini dilakukan melalui tindakan teknis yang terstruktur dan ekonomis guna meminimalisasi pemanfaatan energi, termasuk dalam proses produksi, serta mengurangi konsumsi bahan baku dan bahan pendukung. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 70 Tahun 2009 dan PP No. 33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi.
Kebijakan Konservasi Energi PP No. 33 Tahun 2023 merupakan revisi dari PP No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, yang bertujuan untuk: Melestarikan sumber daya energi dalam negeri. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi.
Dalam upaya mitigasi perubahan iklim, seluruh negara termasuk Indonesia harus mengambil langkah ambisius melalui strategi RUTE 1,5°C atau Net-Zero Emissions (NZE) guna mencegah bencana global.
Sistem Manajemen Energi (EnMS) dalam ISO 50001:2018, Sistem manajemen merupakan serangkaian elemen yang saling terkait dalam suatu organisasi untuk menetapkan kebijakan, tujuan, dan proses guna mencapai hasil yang diinginkan (SNI ISO 50001:2018). Dalam konteks Sistem Manajemen Energi (EnMS), tandar ini digunakan untuk menetapkan kebijakan energi, tujuan, target energi, rencana aksi, serta proses untuk mencapainya.
Bangunan dan Perusahaan Bersertifikat ISO 50001 di Indonesia Saat ini, terdapat 10 bangunan gedung yang telah memperoleh sertifikasi ISO 50001, antara lain: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi – ESDM, Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, PT. Angkasa Pura I - Ngurah Rai Airport, PT. Angkasa Pura II - Terminal 3 Soekarno-Hatta Airport, Graha CIMB Niaga, UT Head Office Mina Bahari, PPSDM Migas, BPH Migas.
Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (DJEBTKE) menjadi gedung kementerian pertama yang bersertifikasi ISO 50001. Dari tahun 2019 hingga 2020, DJEBTKE berhasil mencapai penghematan energi sebesar 24% atau sekitar Rp 533.596.870, berdasarkan perhitungan tagihan listrik.
Selain itu, sejumlah perusahaan di sektor pembangkit listrik, minyak dan gas, serta pertambangan juga telah memperoleh sertifikasi ISO 50001, di antaranya:
Sektor Pembangkit Listrik: PT. Indonesia Power, PT. Pembangkitan Jawa Bali beserta anak perusahaan, Sektor Minyak dan Gas: PT. Pertamina (Persero), PT. Pertamina Hulu Energi ONWJ, PT. Pertamina Hulu Energi WMO, PT. Pertamina Lubricants (Production Unit Gresik), Sektor Pertambangan: PT. Adaro Indonesia, PT. Inalum (Persero), PT. Kideco Jaya Agung, PT. SIMS Jaya Kaltim
Dengan pelatihan ini, diharapkan semakin banyak organisasi dan perusahaan yang memahami serta menerapkan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018, guna meningkatkan efisiensi energi dan mendukung target keberlanjutan nasional.