Indonesia sedang bersiap mengejar kedaulatan energi sehingga laju pertumbuhan ekonomi dan energi dapat digenjot lagi. Terbukanya proyek – proyek pembangunan infrastruktur migas merupakan pintu gerbang kemandirian energi. Mulai dari penyediaan energi listrik 35 ribu megawatt, pembangunan transmisi dan distribusi gas, pembangunan jaringan gas rumah tangga, pembangunan storage unit, pembangunan kilang, hingga pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas.
\r\n\r\nHarus diakui untuk menyelesaikan proyek – proyek besar tersebut, pemerintah juga mengalami kendala karena wilayah Indonesia sangat luas sehingga setiap daerah mempunyai perbedaan geografi dan demografi. Tantangan lainnya adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia karena kunci sukses dari berhasilnya pembangunan infrastruktur salah satunya bergantung pada kesiapan SDM.
\r\n\r\nTema ini dilirik oleh PPSDM Migas untuk dijadikan sebagai pembahasan webinar pada hari Selasa tanggal 7 Juli 2020 dengan judul “Infrastruktur Migas: Tantangan dan Kesiapan SDM. Webinar kali ini memiliki daya tarik karena akan memberikan gambaran tentang pengembangan infrstruktur migas dan kesiapan SDM manusia yang dibutuhkan.
\r\n\r\nNarasumber yang kompeten juga ikut hadir mengupas tuntas problematika infratruktur ini salah satunya adalah Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi, Alimudin Baso. Pada kesempatan kali ini, Baso memberikan gambaran kebutuhan tenaga kerja untuk kegiatan perencaan jargas pada tahap PPK FED – DEDC adalah adanya ahli muda gas bumi dengan personil utama yaitu tenaga ahli mesih/mekanikal, tenaga ahli proses/distribusi gas, tenaga hali instrmentasi, geodesi sipil dan K3, ini sebagai salah satu contoh.
\r\n\r\n“Dalam prognosa kami, proyeksi kebutuhan tenaga kerja dalam pembangunan jargas di lapangan per bulan Maret 2020 mempunyai komposisi 27% skill, 44% semiskill dan 29 unskill dengan kurang lebih 8.199 tenaga kerja,” jelas Baso.
\r\n\r\nVice President Reliability and Project Development PT. Pertamina, Aduward Adolof Kawi menyambung dengan proyek insfrastruktur yang lain yaitu pengembangan infrstruktur hilir migas untuk investasi strategis di hilir agar mendukung program pemerintah dalam menggerakkan perekonomian Indonesia berupa penambahan kapasitas tangki bari BBM 164 ribu KL sehingga menjadi 6,1 juta KL dan pada tahun 2026 menjadi 7,2 KL. Begitu juga terdapat revitalisasi sarana tambat yang pada tahun ini akan terjadi penambahan 49 saran tambat sehinga total terdapat 74 dan pada tahun 2026 menjadi 145.
\r\n\r\n“Pembangunan infrstruktur pipanisasi juga akan terdapat penambahan dengan terget akhir di tahun 2026 adalah 3.767 km,” imbuh Kawi.
\r\n\r\nDirektur PT Amaranza Energy International, Pudjo Suwarno menutup dengan menjelaskan target Bauran energi yang saat ini pada kondisi 38% pada porsi minyak bumi, 33% batubara, 19% gas bumi dan 8% energi terbarukan dengan adanya target di tahun 2025 menjadi 25% minyak bumi, 30% barubara, 22%ngas bumi dan energi terbarukan sejumlah 23%.
Tags :