Jakarta, 7 November – Dalam langkah strategisnya memperkuat infrastruktur SDM energi terbarukan nasional, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) mengadakan Pelatihan Teknis Pengoperasian dan Pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat untuk melahirkan operator-operator tangguh yang siap menjaga denyut nadi PLTS di seluruh negeri, khususnya di wilayah terpencil. Pelatihan intensif ini membentang selama enam hari, dari tanggal 3 hingga 8 November, di fasilitas PPSDM KEBTKE, dan langsung disambung dengan periode uji sertifikasi kompetensi yang harus dilalui seluruh peserta pada 10 hingga 12 November.
Total 20 orang peserta terpilih dari Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE). Ke-20 peserta ini memiliki tugas yang amat vital, karena mereka adalah operator yang ditugaskan untuk mengelola PLTS Terpadu yang beroperasi di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) dan sejumlah sekolah di Indonesia Timur. Wilayah penempatan mereka tersebar di lokasi-lokasi yang menantang, termasuk Kepulauan Aru, Merauke, Kepulauan Yapen, Teluk Bintuni, Halmahera Selatan, Papua Selatan, Papua Barat, Konawe Utara, dan Teluk Wondama. Kompetensi mereka akan menjadi penentu keberlanjutan pasokan listrik bagi masyarakat dan fasilitas pendidikan di daerah-daerah tersebut.
Di hari pertama, peserta diajak kembali ke dasar-dasar ketenagalistrikan oleh Budiman Ricardo Saragih, S.T., M.T., Widyaiswara PPSDM KEBTKE. Sesi ini mencakup pemahaman fundamental Teori Dasar Listrik dan Pengukuran Listrik, serta pendalaman mengenai Keselamatan Ketenagalistrikan.
Empat hari berikutnya, mulai hari kedua hingga kelima, pembelajaran dipandu oleh Widyaiswara PPSDM KEBTKE, Raden Waluyo Jati Soemowidagdo, S.T., M.T. Materi diperluas dengan mendalami teknik mendetail Pengoperasian PLTS Terpusat agar sistem berjalan optimal, hingga prosedur Pemeliharaan PLTS Terpusat yang bersifat preventif. Bagian paling penting adalah fokus pada Identifikasi dan Penanganan Gangguan PLTS Terpusat, di mana peserta dilatih untuk mendiagnosis kerusakan sistem dan merespons krisis secara cepat dan tepat.
Seluruh sesi ini diimbangi dengan porsi praktik yang berimbang, memastikan setiap operator tidak hanya menghafal prosedur, tetapi juga memiliki kemampuan teknis mumpuni untuk diterapkan di daerah 3T yang minim akses bantuan teknis. Dengan mengantongi sertifikat kompetensi ini, 20 operator PLTS diharapkan mampu siap siaga memastikan ketersediaan energi bersih yang stabil di pelosok negeri, dan menjadi motor penggerak dalam mewujudkan cita-cita transisi energi Indonesia yang merata.