Dharma Wanita Persatuan (DWP) Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas), menunjukkan komitmen kuatnya dalam
pemberdayaan perempuan melalui penyelenggaraan seminar inspiratif bertajuk
"Menguatkan Peran Istri dalam Membangun Keluarga yang Harmonis dan
Seimbang. Acara yang sarat makna ini menghadirkan
narasumber kompeten di bidangnya, Ibu dr. Aisah Dahlan, CMHt., CM. NLP.,
seorang pakar neuroparenting dan hipnoterapis ternama.
Seminar yang
dilaksanakan pada hari Selasa, 22 April 2025, bertempat di Aula Lantai 3 Kantor
PPSDM Migas, Cepu, Jawa Tengah, dihadiri oleh kurang lebih 300 peserta. Para
karyawati PPSDM Migas dan istri dari para pegawai PPSDM Migas memadati aula,
menunjukkan atensi yang tinggi terhadap topik yang diangkat. Kehadiran mereka
menjadi bukti nyata akan kesadaran akan pentingnya peran perempuan, khususnya
istri, dalam menciptakan fondasi keluarga yang kokoh dan seimbang.
Tidak hanya
melibatkan internal organisasi, DWP PPSDM Migas juga memperluas jangkauannya
dengan mengundang perwakilan dari berbagai organisasi Dharma Wanita Persatuan
di wilayah Blora. Langkah ini menunjukkan semangat kolaborasi dan keinginan
untuk berbagi pengetahuan serta inspirasi kepada komunitas perempuan yang lebih
luas di daerah tersebut. Sinergi antar organisasi perempuan diharapkan dapat
semakin memperkuat gerakan pemberdayaan perempuan di tingkat regional.
Ketua DWP
PPSDM Migas, Ibu Ety Tunggul Nusanto, dalam sambutannya menyampaikan rasa
syukur dan kebanggaannya atas terselenggaranya seminar ini. “Peran istri dalam
keluarga sangatlah multidimensional dan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keharmonisan serta keseimbangan seluruh anggota keluarga. Melalui
seminar ini, para peserta dapat memperoleh wawasan baru, strategi praktis, dan
motivasi untuk semakin mengoptimalkan peran mereka sebagai istri dalam
membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera,” ungkapnya.
Lebih lanjut,
Ibu Ety Tunggul Nusanto juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara peran
domestik dan pengembangan diri bagi seorang istri. “Istri yang berdaya dan
memiliki keseimbangan dalam hidupnya akan mampu memberikan kontribusi yang
lebih positif bagi keluarga dan masyarakat. Seminar ini diharapkan menjadi
salah satu langkah nyata DWP PPSDM Migas dalam mendukung para perempuan untuk
mencapai potensi maksimal mereka,” tandasnya.
Kehadiran dr.
Aisah Dahlan, CMHt., CM. NLP. sebagai narasumber semakin menambah bobot dan
daya tarik seminar ini dengan pemahamannya mendalam mengenai dinamika keluarga,
termasuk perbedaan mendasar antara otak laki-laki dan perempuan.
“Ibu-ibu peserta sseminar perlu disadari bahwa perempuan
cenderung memiliki kemampuan verbal yang lebih kaya karena area bicara yang
lebih luas di otaknya, serta kemampuan multitasking yang lebih tinggi
dibandingkan laki-laki yang umumnya lebih fokus pada satu hal dalam satu
waktu,” tekannya.
Ia
menambahkan bahwa perempuan cenderung mengeluarkan lebih banyak kata per hari
dibandingkan laki-laki. Perempuan menggunakan sekitar 20.000 kata per hari,
sementara laki-laki sekitar 7.000 kata. Hal ini disebabkan karena perempuan
memiliki area bicara di kedua sisi otak (kiri dan kanan bagian belakang),
sedangkan laki-laki hanya di kiri.
“Sedangkan
otak laki-laki juga cenderung memiliki kemampuan yang lebih terkotak-kotak,
memungkinkan mereka untuk berkonsentrasi pada satu tugas dalam satu waktu
dengan lebih efektif. Selain itu, dalam hal komunikasi, laki-laki cenderung
lebih langsung dan berorientasi pada solusi. Sehingga ketika seorang istri
bercerita kepada suaminya terkait hal apapun maka suami langsung memberikan
Solusi yang mungkin itu bukan hal yang dikehendaki oleh istri,” terangnya lebih
lanjut.
Seminar ini
diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi para peserta untuk merefleksikan
peran mereka, memperkuat tekad untuk menjadi istri yang lebih baik, dan
membangun keluarga yang harmonis serta seimbang sebagai fondasi utama kehidupan
yang bahagia dan produktif. Inisiatif DWP PPSDM Migas ini patut diapresiasi
sebagai langkah nyata dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan penguatan
institusi keluarga di Indonesia.