Menuju Human Capital Summit 2025: BPSDM ESDM Siapkan Pemetaan Kompetensi Subsektor Geominerba

Menuju Human Capital Summit 2025: BPSDM ESDM Siapkan Pemetaan Kompetensi Subsektor Geominerba
06 Des, 2024

Menuju Human Capital Summit 2025: BPSDM ESDM Siapkan Pemetaan Kompetensi Subsektor Geominerba

06 December 2024 | Seputar BPSDM ESDM



Dalam rangka menuju Human Capital Summit 2025, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ESDM (BPSDM ESDM) bekerjasama dengan GESIT pada hari Kamis (05/12) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Pemetaan Kompetensi Subsektor Geologi, Mineral dan Batubara (Geominerba).

FGD ini merupakan tindaklanjut dari pemetaan kompetensi dalam rangka mempersiapkan data dokumen policy framework sebagai panduan pengembangan sumber daya manusia di sektor energi. Dalam pelaksnaannya, FGD ini melibatkan tim teknis yang terdiri dari perwakilan Direktorat Teknis di lingkungan Kementerian ESDM, Kementerian/Lembaga mitra yang terkait dengan pengembangan SDM dalam hal ini Kementerian Perindustrian, kementerian Tenaga Kerja, Bappenas dan BNSP serta Perwakilan dari Badan Usaha Sektor ESDM.

Pentingnya pemetaan kompetensi diperlukan agar dapat diketahui kebutuhan SDM subsektor Geominerba di masa yang akan datang mengingat saat ini Industri energi Indonesia sedang mengalami transformasi hijau, dari semula berbasis fosil menuju sumber energi berkelanjutan. Proses transformasi hijau ini akan membuka sektor tenaga kerja baru yang disebut dengan Green Jobs, yakni tenaga kerja kompeten yang dapat menguasai teknologi baru.

Kepala BPSDM ESDM, Prahoro Nurtjahyo dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini  teknologi berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan ini kemudian akan membawa dampak besar bagi sumber daya manusia terutama di sektor energi dan sumber daya mineral. ”Negara kita memiliki tenaga kerja yang sangat banyak, namun di sisi lain dengan adanya Artificial Intelligence (AI) berpotensi mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja dimaksud. Tujuan pertemuan kita adalah untuk melihat SDM seperti apa yang dibutuhkan untuk masa depan” jelas Prahoro.

Prahoro melanjutkan bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal, perlu peran aktif dari semua stakeholder bidang energi agar kebijakan yang dibuat tepat sasaran agar dapat menjawab isu substansi yang menjadi pokok permasalahan.  "Kebijakan tidak dapat dibuat dengan cara copy paste, apa yang cocok untuk negara lain tidak akan cocok untuk diterapkan di Indonesia, dimana kebijakan itu sangat tergantung pada lokasi dimana akan diterapkan”.




Salah satu instrumen penting untuk promosi Green jobs adalah pemetaan pekerjaan sektoral untuk green jobs, terutama untuk mendukung transformasi hijau di sektor energi dari semula berbasis fosil menuju sumber energi berkelanjutan. GESIT mendukung pengembangan pekerjaan green jobs di sektor energi dan sumber daya mineral sebagai dasar untuk transformasi hijau melalui kerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) serta penugasan konsultan untuk mengidentifikasi green jobs yang potensial serta proyeksi kebutuhannya.

Untuk memastikan validitas dan kelayakan peta kompetensi, konsultan didukung oleh tim kecil (Working Group) yang difasilitasi oleh Kementerian, yang terdiri dari perwakilan dari direktorat terkait, yang terdiri atas ketenagalistrikan, energi terbarukan, minyak dan gas bumi, sumber daya mineral, dan geologi. Working Group tersebut akan mendukung kinerja konsultan melalui pengumpulan data serta menghubungkan konsultan dengan pemangku kepentingan.

ITC